Kamis, 28 Juli 2016

Cinta Sejati Dari Allah Pandangan Kristen


Kamis, 28 Juli 2016  
FT: Keluaran 21-25 & 26-40


TUHAN Allah sangat rindu dikenal dan dikasihi oleh umat-Nya. Betapa Dia rindu cinta-Nya kepada bangsa Israel direspons dengan kehangatan cinta yg sama: "Akulah TUHAN, Allahmu, yg membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku." (Kel.20:2-3).

Cinta yg sejati selalu mengandung aspek cemburu; tidak ada kekasih yg rela diduakan: "Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yg namaNya Cemburuan, adalah Allah yg cemburu." (Kel.34:14). Jika kita sungguh2 mencintai Dia, kita akan dengan serius menyingkirkan segala bentuk berhala dari hidup kita, yg berpeluang menggeser posisi TUHAN di hati kita.

Cinta yg sejati membuat dua sejoli ingin selalu bersama2. TUHAN rindu tinggal di tengah2 bangsa Israel: "Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah2 mereka." (Kel.25:8). Siapakah yg sedang jatuh cinta namun ingin berpisah jauh? Jika kita benar2 mencintai Dia, kita akan selalu betah tinggal di hadirat-Nya.

Cinta yg sejati juga rindu memiliki sepenuhnya, sehingga menuntut kepercayaan penuh dan penyerahan total dari pribadi yg dicintai. Itu sebabnya TUHAN memberikan hukum dan perintah-Nya untuk ditaati oleh bangsa Israel, sebagai wujud kepemilikan-Nya atas mereka: "Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yg telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka." (Kel. 24:12). Jika kita serius mencintai Dia, kita akan bergairah menerima tugas dari-Nya yg menuntut iman kita yg penuh kepada-Nya.

Isi loh batu itu sejatinya tidak boleh dipandang sebagai daftar kewajiban, tetapi sebuah "surat cinta" dari seorang kekasih yg sangat ingin menjagai kekasihnya dan melihat kekasihnya berhasil: "Jika engkau sungguh2 melakukan segala yg Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu dan melawan lawanmu, dst." (Kel.23:22-28). Jika kita sungguh2 mencintai Dia, perintah2-Nya bukanlah menjadi kewajiban bagi kita, tetapi sebuah kesukaan dan perlindungan sejati.

TUHAN ingin cinta-Nya berbalas. Dia rindu disambut dan dikasihi, sama seperti Dia menyambut dan mengasihi. YESUS pernah berkata: "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yg mengasihi Aku. Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti Firman-Ku." (Yoh.14:21+23).

Sebagai pemimpin bangsa Israel, Musa sangat ingin bangsa itu mencintai Allahnya. Dia menyampaikan dengan seksama segala yg diperintahkan TUHAN kepada bangaa itu dan memastikan bahwa bangsa itu melakukan tepat seperti yg diperintahkan-Nya.

Dalam hal pembangunan Kemah Suci, di bawah kepemimpinan Musa, bangsa Israel berhasil melakukan semua hal tepat seperti yg diperintahkan TUHAN kepada Musa. Hal ini disebutkan berulang2 untuk menunjukkan kepada kita betapa pentingnya bagi TUHAN untuk kita melakukan tepat seperti yg Ia perintahkan, sebagai bukti kasih kita pada-Nya
(Kel.40:16,19,21,23,25,27,29,32). Dalam bahasa sederhana, mencintai TUHAN berarti melakukan tepat seperti yg Ia mau.

Namun sejatinya, hati bangsa Israel tidak sepenuhnya tertuju kepada TUHAN. Mereka tidak mencintai Dia sebagaimana seharusnya. Mereka dengan cepat berubah setia: "Mari, buatlah untuk kami allah, yg akan berjalan di depan kami." (Kel.32:1).

Dapatkah kita bayangkan betapa hancurnya hati Allah ketika mendengar perkataan bangsa Israel itu? Bangsa yg sudah dicintai-Nya habis2an itu ternyata mengkhianati Dia dengan mudah, karena sebuah alasan sepele. Cinta menuntut kesetiaan dan bangsa Israel gagal setia ketika harus menunggu Musa hanya 40 hari saja di atas gunung Sinai. Jika kita benar2 mencintai Dia, kita akan menanti dengan sabar dan tekun sampai Ia menggenapi janji2-Nya atas hidup kita.

Murka TUHAN atas bangsa itu adalah wajar. Dan di moment yg sangat krusial itu, Musa menunjukkan kelasnya sebagai seseorang yg sangat mengenal hati TUHAN karena bergaul karib dengan-Nya.

Dengan bahasa yg tepat, Musa berhasil "melunakkan" hati TUHAN, dengan "doa syafaat tingkat tinggi". Kel.32:11-13 + 31-32 mencatat doa Musa kepada TUHAN yg mengubah takdir sebuah bangsa yg besar. Musa mengingatkan TUHAN akan perbuatan-Nya yg sangat besar sewaktu membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir, hujatan kepada nama TUHAN dari bangsa Mesir jika bangsa Israel dibinasakan, dan sumpah-Nya kepada nenek moyang mereka Abraham-Ishak-Yakub tentang bangsa itu.

Semoga dalam anugrah-Nya, TUHAN menuntun kita semua untuk semakin mengenal Dia, sehingga kita menjadi pendoa2 syafaat yg efektif untuk suku2 bangsa yg kita layani. Pendoa yg sangat mencintai TUHAN-nya sehingga tidak rela melihat nama TUHAN dipermalukan, dan akhirnya mengubah sejarah sebuah STA karena berhasil "melunakkan" hati TUHAN.

Ada banyak lagi yg dapat kita pelajari dari pasal2 Kitab Keluaran ini. Di lain waktu kita akan lihat bersama2.

Dalam kasih-Nya,
Papi (Henry P. Panggabean)
19/01/2016, 00:13 Senin, 18 Jan 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan Masa Kecil Dari Dasa Teteasa

Ini kisahku ditulis dengan alasan: pertama supaya mbah Google smakin mbah... ehh maksudnya smakin tau banyak hal, yapss... saat orang-orang...