Selasa, 12 Juli 2016

Amanat Agung Allah



FT: Keluaran 16-20

Setelah membawa seluruh bangsa Israel keluar dari Mesir dan menghancurkan pasukan Mesir di Laut Teberau dengan keperkasaan tangan-Nya, di gunung Sunai TUHAN menyatakan isi hati-Nya yg terdalam kepada bangsa itu, bahwa IA hendak menjadikan mereka sebagai harta kesayangan-Nya sendiri dari antara segala bangsa (Kel.19:4-6).

"You have seen what I did to Egypt and how I carried you on eagles' wings and brought you to me.
If you will listen obediently to what I say and keep my covenant, out of all peoples you'll be my special treasure.
The whole Earth is mine to choose from, but you're special: a kingdom of priests, a holy nation."
(Exodus 19:4-6, Bible The Message)

Itulah jeritan hati TUHAN selama berabad2. Cinta kasih-Nya belum menemukan saluran dan objek yg tepat. Di masa Perjanjian Lama, ALLAH Sang Kasih itu sangat merindukan untuk memiliki sebuah bangsa sebagai objek/tujuan pelimpahan kasih-Nya yg ajaib itu. DIA melakukan segala cara untuk menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa IA sangat menyayangi mereka dan hendak membuat mereka menjadi bangsa yg istimewa di hadapan-Nya.
Betapa IA merindukan "gayung bersambut": cinta-Nya pada Israel tidak "bertepuk sebelah tangan".

Dengan antusias IA datang menemui bangsa Israel di kaki Gunung Sinai. IA mempertontonkan kehebatan kuasa-Nya di depan mata dan telinga seluruh bangsa itu untuk menunjukkan betapa hati-Nya sangat bersukacita atas pertemuan itu:
"Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yg sangat keras." (Kel.19:16)
"Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap." (Kel.20:18).

Ya, TUHAN tampak sangat semangat untuk bertemu dengan bangsa itu di gunung-Nya. Inilah moment yg sudah  dinanti2kan ALLAH sejak ratusan rahun lalu. Layaknya seorang pria yg hendak bertemu pertama kalinya dengan kekasih hatinya, ia pasti mengerahkan segala miliknya untuk tampil mempesona di hadapan pujaan hatinya. Demikian pulalah dengan TUHAN.

Namun Israel gagal merespons dengan benar kasih TUHAN itu. Kerinduan TUHAN untuk berbicara kepada bangsa ini tidak mendapatkan respons yg positif. Malah bangsa Israel berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati." (Kel.20:18)

Bahkan, baru saja mereka mengalami kedahsyatan TUHAN di Laut Teberau, beberapa hari kemudian bangsa Israel telah bersungut2 gara-gara air, roti, dan daging". Perut masih menjadi fokus utama mereka, bukan cinta-Nya yg ajaib.

TUHAN mengeluarkan Israel dari Mesir agar dapat menikmati cinta-Nya sepenuhnya di padang gurun. Namun dalam pikiran mereka, lebih baik tetap ada di Mesir daripada berjalan di padang gurun tanpa kejelasan makanan dan minuman. Mereka gagal memandang pada hal yg tak kelihatan itu: kasih TUHAN.

Bagian pertama dari 10 Perintah Allah menunjukkan betapa cemburunya TUHAN pada umat-Nya sebagai konsekuensi logis dari cinta-Nya. Tak ada cinta sejati tanpa api cemburu. Betapa TUHAN pun ingin dicintai habis2an oleh umat-Nya.

Di Perjanjian Baru, kerinduan TUHAN adalah membangkitkan suatu umat di dalam SEMUA suku bangsa untuk menjadi harta kesayangan-Nya. 2000 tahun yg lalu DIA telah menyatakan cinta-Nya bagi semua suku, dan saat ini IA pun ingin dicintai oleh semua suku.

Dan demi hasrat-Nya itu, IA telah melakukan segala hal di atas kayu salib untuk mewujudkannya. Tetesan demi tetesan darah-Nya saat tergantung selama 6 jam di atas kayu salib telah membeli satu per satu suku bangsa di seluruh dunia.

Sebagai hamba2-Nya, biarlah kita tidak mengulangi kesalahan bangsa Israel. TUHAN sangat rindu memiliki kita sebagai harta kesayangan-Nya. Buatlah DIA menjadi satu2nya yg istimewa dalam hidupmu. Jadikan DIA satu2nya tujuan hidup dan kenikmatan hidup. Sambutlah cinta-Nya yg tercurah padamu dan buatlah IA menikmati juga cintamu, yg kau nyatakan melalui ketaatanmu pada Firman-Nya dan kepercayaanmu pada janji-Nya.

Melayani di suku terabaikan adalah bentuk ungkapan cinta kita pada TUHAN. Kita mentaati perintah-Nya untuk pergi dan kita mempercayai janji-Nya bahwa semua suku bangsa telah dibeli-Nya lunas dan akan ada kelak di hadapan tahta-Nya. Setiap hari kita menjalin hubungan cinta yg penuh gairah dengan TUHAN, karena tanpa cinta-Nya, kita tak dapat berbelas kasihan pada jiwa2 yg terhilang.

"Let me know the kisses of Your mouth,
 let me feel Your warm embrace;
 let me smell the fragrance of Your touch,
let me see Your lovely face.
Take me away with You,
even so, LORD, come.
I love You, LORD
Yes, I love You more than life."

Biarlah kita mencintai TUHAN lebih dari kita mencintai hidup kita sendiri.

Sola gracia, soli Deo gloria
Papi (Henry P.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan Masa Kecil Dari Dasa Teteasa

Ini kisahku ditulis dengan alasan: pertama supaya mbah Google smakin mbah... ehh maksudnya smakin tau banyak hal, yapss... saat orang-orang...